Berita

Peresmian Gedung Baru BPRS AlMasoem

BPRS yang sudah beroperasi 23 tahun ini selama perkembangannya sudah memiliki Tujuh cabang dan Empat kantor kas yang tersebar di Kab. Bandung, Kota Bandung, Kab. Sumedang, Kab. Majalengka, Kab. Cianjur, Kab. Garut, Kab. Subang dan Kab. Purwakarta dengan total asset mencapai Rp. 198 miliyar.

“Kedepan peningkatan untuk memperluas jaringan di pelosok Kabupaten/Kota lainnya akan segera dilakukan,” jelas TUTI ketika ditemui usai peresmian Gedung BPRS di jalan Raya Rancaekek belum lama ini.

Menurutnya, saat ini nasabah pembiayaan BPR Syariah AlMasoem telah mencapai 9.700 orang serta nasabah DPK3 (penyimpanan) sebanyak 29.700 orang dengan menyasar berbagai golongan masyarakat.

Selain itu, meski BPR Syariah AlMasoem berdiri tidak di pusat kota, manajemen perbankan dilakukan secara professional sesuai dengan aturan deregulasi Otoritas Jasa Keuangan.

Bahkan, secara manajerial berbagai penghargaan pernah diraih. Diantaranya selama enam tahun terakhir masuk sebagai BPRS terbaik tingkat nasional untuk kategori BPRS breaset diatas Rp. 100 miliyar versi majalah infobank, dengan penghargaan tertinggi sebagai yang terbaik peringkat dua tingkat nasional versi majalah infobank dengan tajuk “Infobank Syariah Finance Awards 2015”.

Atas pengelolaan dan manajemen yang baik, Bank Syariah AlMasoem telah menjadi percontohan bagi BPRS-BPRS lainnya. Bahkan,setiap tahunnya ada saja manajemen BPRS lain yang berkunjung untuk mengadakan studi banding perbankan di BPRS ALMASOEM “Bahkan bank yang belajar kesini sekedar untuk menanyakan mengenai manajemen pengelolaan syariah,” ucap Tuti. Selain bisnis perbankan lanjut Tuti BPRS almasoem juga membuka usaha bisnis gadai emas syariah. Yang dalam perkembangannya unit bisnis tersebut telah mengalami perkembangan yang menggembirakan.

Tuti menambahkan, untuk pemasaran produk perbankan selama ini BPRS AlMasoem lebih mengedepankan memberikan pembiayaan kepada pelaku usaha kecil mikro. Bahkan, beberapa produk tersebut telah mendapat sambutan luar biasa dari para pedagang di wilayah Rancaekek. “Kita memiliki produk pemberian pembiayaan khusus pedagang dengan pinjaman 500 ribu yang diberikan khusus bagi pelaku usaha mikro.” Ucap Tuti.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang turut hadir dengan meresmikan pembukaan gedung BPRS Almasoem berpesan bank syariah harus betul-betul ada keberpihakan terhadap pemberdayaan perekonomian bagi masyarakat. Sehingga jangan sampai ketika pihak bank ada bisnis-bisnis baru pinjaman untuk pelaku usaha kecil dihilangkan.

“Nah, kami ingin BPRS ini menjadi pelopor bank yang memberi permodalan kepada yang baru,” jelas Heryawan ketika ditemui usai meresmikan (26/5).

Selain itu keberpihakan perbankan kepada pemohon pinjaman harus lebih diperhatikan. Sebab, berdasarkan pengalaman yang terjadi tidak sedikit ada pelaku usaha kecil atau mikro yang memohon kredit/pembiayaannya ditolak dibiarkan begitu saja. “Inikan seharusnya dibina, dibimbing dan diberitahu, kenapa bisa ditolak? Apakah persyaratannya kurang lengkap, apa proposalnnya salah, jadi ini harus dimbimbing oleh perbankan dengan diadakan pelatihan sebelummnya,” ucap dia.

Selain itu, ketika pinjaman tersebut telah cair, perbankan masih memiliki kewajiban dengan melakukan pembinaan manajemen usaha kepada pelaku usaha yang mengajukan ke perbankan tersebut. Dengan begitu, diharapkan manajemen pelaku usaha akan baik yang berdampak pada lancarnya pembayaran pinjaman.

Lebih lanjut Heryawan mengatakan , inti dari perbankan syariah adalah bagi hasil, atau yang dikenal dengan Mudharabah dan aturan ini berasal dari Syariah Islam. Sehingga Mudharabah bagi perbankan syariah harus ditonjolkan.

Heryawan berharap, BPRS AlMasoem harus bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, minimal masyarakat sekitar BPRS ini beroperasi. Bahkan, BPRS harus bisa memberikan kemudahan akses Perbankan bagi pelaku usaha kecil, Mikro. “Kan umumnya, pelaku usaha mikro dan kecil tidak memerlukan modal besar, cukup dilayani BPRS dan ini adalah BPR Syariah yang berbeda dengan BPR umum jadi harus memberikan kemaslahatan umat,” tutup Heryawan (adv/yan/jgn)

Wildan